I.
Teori
Motivasi
-
Teori
Motivasi Berprestasi
Teori ini dikembangkan oleh David
McClelland. Ada orang yang memiliki dorongan yang kuat untuk berhasil. Mereka
lebih mengejar prestasi pribadi daripada imbalan terhadap keberhasilan. Mereka
bergairah untuk melakukan sesuatu lebih baik dan lebih efisien dibandingkan
hasil sebelumnya. McClelland menemukan bahwa mereka dengan dorongan prestasi
yang tinggi berbeda dari orang lain dalam keinginan kuat mereka untuk melakukan
hal-hal dengan lebih baik. Mereka mencari kesempatan-kesempatan dimana mereka
memiliki tanggung jawab pribadi dalam menemukan jawaban-jawaban terhadap
masalah.
-
Teori
Pengukuhan
Teori pengukuhan berhubungan dengan
teori belajar dari Skinner. Teori ini mempunyai dua aturan pokok aturan yang
berhubungan dengan pemerolehan jawaban-jawaban yang benar dan aturan pokok
lainnya berhubungan dengan jawaban-jawaban yang salah. Pemerolehan dari satu
perilaku menuntut adanya satu pengukuhan sebelumnya. Pengukuhan dapat terjadi
positif ( pemberian ganjaran untuk satu jawaban yang diinginkan ) atau negative
( mengilangkan satu rangsang aversif jika jawaban yang diinginkan telah
diberikan ), tetapi organism harus membuat kaitannya antara aksi atau tindakannya
dengan akibat-akibatnya.
-
Teori
Penetapan Tujuan
Teori ini secara relatif lempang dan sederhana. Aturan
dasarnya ialah penetapan dari tujuan-tujuan secara sadar. Menurut Locke tujuan
yang sulit, khusus, dan yang pernyataannya jelas dan dapat diterima oleh tenaga
kerja akan menghasilkan unjuk kerja yang lebih tinggi daripada tujuan yang
tidak khusus dan yang mudah dicapai.
II.
Teori
Kepemimimpinan
-
Otokratik
Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik
adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan
menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam bentuk :
-
kecenderungan
memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi,
seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka
-
pengutamaan
orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan
pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.
-
Pengabaian peranan
para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
-
Demokratik
Pemimpin yang menghargai karakteristik dan kemampuan yang
dimiliki oleh setiap anggota organisasi. Pemimpin yang demokratis menggunakan
kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi untuk menggali dan mengolah gagasan
bawahan dan memotivasi mereka untuk mencapai tujuan.
-
Permisif
Pemimpin dengan gaya kepemimpinan
permisif akan selalu berkeinginan untuk membuat setiap orang yang berada dalam
kelompok puas. Gaya ini menganggap bahwa bila orang-orang merasa puas dengan
diri mereka sendiri dan orang lain, maka dengan demikian organisasi akan
berfungsi. Pemimpin yang permisif menginginkan agar setiap orang merasa senang
dalam organisasi.