Minggu, 09 November 2014

psikologi manajemen tugas 2

I.                   Teori Motivasi

-          Teori Motivasi Berprestasi
Teori ini dikembangkan oleh David McClelland. Ada orang yang memiliki dorongan yang kuat untuk berhasil. Mereka lebih mengejar prestasi pribadi daripada imbalan terhadap keberhasilan. Mereka bergairah untuk melakukan sesuatu lebih baik dan lebih efisien dibandingkan hasil sebelumnya. McClelland menemukan bahwa mereka dengan dorongan prestasi yang tinggi berbeda dari orang lain dalam keinginan kuat mereka untuk melakukan hal-hal dengan lebih baik. Mereka mencari kesempatan-kesempatan dimana mereka memiliki tanggung jawab pribadi dalam menemukan jawaban-jawaban terhadap masalah.
-          Teori Pengukuhan
Teori pengukuhan berhubungan dengan teori belajar dari Skinner. Teori ini mempunyai dua aturan pokok aturan yang berhubungan dengan pemerolehan jawaban-jawaban yang benar dan aturan pokok lainnya berhubungan dengan jawaban-jawaban yang salah. Pemerolehan dari satu perilaku menuntut adanya satu pengukuhan sebelumnya. Pengukuhan dapat terjadi positif ( pemberian ganjaran untuk satu jawaban yang diinginkan ) atau negative ( mengilangkan satu rangsang aversif jika jawaban yang diinginkan telah diberikan ), tetapi organism harus membuat kaitannya antara aksi atau tindakannya dengan akibat-akibatnya.
-          Teori Penetapan Tujuan
Teori ini secara relatif lempang dan sederhana. Aturan dasarnya ialah penetapan dari tujuan-tujuan secara sadar. Menurut Locke tujuan yang sulit, khusus, dan yang pernyataannya jelas dan dapat diterima oleh tenaga kerja akan menghasilkan unjuk kerja yang lebih tinggi daripada tujuan yang tidak khusus dan yang mudah dicapai.

II.                Teori Kepemimimpinan

-          Otokratik
Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam bentuk :
-          kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka
-          pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.
-          Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
-          Demokratik
Pemimpin yang menghargai karakteristik dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anggota organisasi. Pemimpin yang demokratis menggunakan kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi untuk menggali dan mengolah gagasan bawahan dan memotivasi mereka untuk mencapai tujuan.
-          Permisif
Pemimpin dengan gaya kepemimpinan permisif akan selalu berkeinginan untuk membuat setiap orang yang berada dalam kelompok puas. Gaya ini menganggap bahwa bila orang-orang merasa puas dengan diri mereka sendiri dan orang lain, maka dengan demikian organisasi akan berfungsi. Pemimpin yang permisif menginginkan agar setiap orang merasa senang dalam organisasi.

Sabtu, 11 Oktober 2014

TUGAS SOFTSKILL PSIKOLOGI MANAJEMEN

I. unsur kognitif(kemampuan berfikir), unsur sikap kerja(kemampuan menanggapi tuntutan pekerjaan), unsur kepribadian(kemampuan mengelola diri pribadi)
 - unsur kognitif yaitu daya tangkap kognitif untuk memahami tugas (baik melalui informasi kalimat,simbol maupun angka) daya berfikir yang konseptual (membangun konsep berfikir yang menyuluruhdan sistematis) dan juga dara analisa berfikir (menciptakan hasil pemikiran yang tepat untuk selesaikan masalah)
 - unsur sikap kerja yaitu ketahanan terhadap tekanan (daya tahan stress) cara kerja yang cepat untuk selesaikan pekerjaan, kemauan untuk mencapai prestasi kerja memuaskan, ketelitian dalam melakukan pekerjaan.
 - unsur kepribadian yaitu daya penyesuaian diri (adaptasi) kemampuan menjalin interaksi dan hubungan yang baik, kemauan untuk bekerja sama dan juga bisa berupa kemampuan untuk memimpin
II. perilaku yang bisa mengarahkan proses kognitifnya untuk menangkap arahan dan instruksi kerja, membuat konsep berfikir yang logis dan juga kognitif yang bisa dilibatkan untuk menyelesaikan masalah pekerjaan.
III. disini saya mengamati sebuah perusahaan maufaktur yang bergerak dibidang elektronik (panasonic).
PPIC (production planning inventory control) tugasnya menerima order dari customer melalui sales marketing dan memastikan order itu di olah menjadi planning perhari atau harian yang kemudian diolah oleh bagian purchasing untuk mengatur pembelian material dan pengiriman material. kemudian planning harian itu diberikan ke bagian produksi untuk memenuhi planning harian, setelah memenuhi planning harian kemudian dikirim ke customer.

Nama : dinda ayudya
NPM : 12512181
Kelas : 3PA11

Senin, 09 Juni 2014

Kesehatan mental tugas Ke-3

1. Hubungan Interpersonal
a.                a.   Model-model hubungan interpersonal
1.      Model pertukaran sosial (social exchange model )
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang.Pada model ini, orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatuyang memenuhi kebutuhannya. Thibault dan Kelley dalam Jalaluddin Rakhmat (2011)menyimpulkan model ini sebagai asumsi dasar bahwa setiap individu secara sukarelamemasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukupmemuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya.
2.    Model peranan (role model )
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memainkan peranannya sesuai dengan “naskah” yang telah dibuat oleh masyarakat. Terdapat empat konsep pokok yang harus diperhatikan dalam model ini untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik.
3.      Model permainan
Model ini berasal dari psikiater Erie Berne (19964, 1972). Analisisnya kemudian dikenal sebagai analisis transaksional. Dalam model ini, orang-orang berhubungan dalam bermacam-macam permainan. Mendasari permainan ini adalah tiga bagian kepribadian manusia:
a.Orang tua (parent), adalah aspek kepribadian yang merupakan asumsi dan perilaku yang kita terima dari orang tua kita atau orang yang kita anggap orangtua kita. 
b.Orang dewasa (adult), adalah bagian kepribadian yang mengolah informasisecara rasional.
c.Anak (child), adalah unsur kepribadian yang diambil dari perasaan dan pengalaman kanak-kanak dan mengandung potensi intuisi, spontanitas,kreativitas, dan kesenangan.
           4. Model interaksional (interactional model)
               Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap sistemmemiliki sifat                      struktural, integratif, dan medan. Semua sistem, terdiri atas subsistem-subsistem yang saling                            bergantung dan bertindak bersama sabagai satu kesatuan. Setiaphubungan interpersonal harus                      dilihat dari tujuan bersama, metode komunikasi,ekspektasi dan pelaksanaan peranan, serta                            permainan yang dilakukan.
       b.   Memulai hubungan
            Adapun tahap – tahap untuk menjalin hubungan interpersonal, yaitu:
           - Pembentukan
            Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan hal – hal             menarik dari proses perkenalan. Fase pertama, “fase kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha              kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya. Masing – masing pihak berusaha             menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain, bila mereka merasa ada kesamaan,                   mulailah       dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini informasi yang dicari meliputi data             demografis,usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya.
          - Peneguhan Hubungan
               Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan                          memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan – tindakan tertentu untuk                                      mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara                                                  keseimbangan ini.        c. Hubungan peran
           1.  model peran
              secara implisit bermain peran mendukung situasi belajar berdasarkan pengalaman dengan                               menitikberatkan isi pelajaran pada situasi “disini pada saat ini” . model ini percaya bahwa                               sekolompok peserta dimungkinkan untuk menciptakan analogy mengenai situasi kehidupan nyata.                 Terhadap analogy yang diwujudkan dalam bermain peran, para peserta dapat menampilkan                           respons emosional sambil belajar dari respons orang lain.
          2. konflik
              Pertentangan yang timbul di dalam sesesorang maupun dengan orang lain yang ada di sekitarnya.                   Konflik dapat berupa perselisihan adanya ketegangan atau munculnya kesulitan di antara dua pihak.
        d. Intimasi dan Hubungan Pribadi
            Intimasi dapat dilakukan terhadap  teman atau kekasih. Intimasi mengandung pengertian sebagai                   elemen afeksi yang mendorong individu untuk selalu melakukan kedekatan emosional dengan orang               yang di cintainya, dibandingkan dengan orang yang tidak di cintainya. Mengapa seseorang merasa                 intim dengan orang yang di cintai? Hal ini karena masing-masing individu merasa saling membutuhkan             dan melengkapi antara satu sama lain dalam segala hal . masing-masing merasa tidak dapat hidup                   sendiri tanpa bantuan dan kehadiran pasangan hidupnya.
        e. Intimasi dan Pertumbuhan
           Apapun alasan untuek berpacaran, untuk bertumbuh dalam keintiman yang terutama adalah cinta.                  keintiman tidak akan bbertumbuh jika tidak ada cinta. Keintiman berarti proses menyatakan siapa                  kita sesungguhnya kepada orang lain.  Keintiman adalah kebebasan menjadi diri sendiri. Keintiman                berarti proses membuka topeng kita kepada pasangan kita. Bagaikan menguliti lapisan kehidupan kita            secara utuh kepada pasangan kita.

2. Cinta dan Perkawinan
    a. Memilih Pasangan

    Memilih pasangan hidup merupakan sesuatu hal yang sangat penting hukumnya atau (wajib), Karna               dalam hidup apa lagi sih yang kita cari kalo bukan jodoh kita. Salah satunya pasangan hidup                         merupakan tujuan utama dalam hidup ini, karna menurut agama kenapa Allah menciptakan                             perempuan dan Laki-laki. agar mereka bisa hidup berpasang-pasangan.
    b.Hubungan dalam perkawinan
    Simak dulu pendapat Dawn J. Lipthrott, LCSW, seorang psikoterapis dan juga marriage and                  relationship educator and coach, dia mengatakan bahwa ada lima tahap perkembangan dalam                    kehidupan perkawinan. Hubungan dalam pernikahan bisa berkembang dalam tahapan yang bisa                   diduga sebelumnya. Namun perubahan dari satu tahap ke tahap berikut memang tidak terjadi secara             mencolok dan tak memiliki patokan batas waktu yang pasti.  Bisa jadi antara pasangan suami-istri,                 yang satu dengan yang lain, memiliki waktu berbeda saat menghadapi dan melalui tahapannya. Namun           anda dan pasangan dapat saling merasakannya.
  Tahap pertama : Romantic Love. Saat ini adalah saat Anda dan pasangan merasakan gelora cinta              yang menggebu-gebu. Ini terjadi di saat bulan madu pernikahan. Anda dan pasangan pada tahap ini              selalu melakukan kegiatan bersama-sama dalam situasi romantis dan penuh cinta.
 Tahap kedua : Dissapointment or Distress. Masih menurut Dawn, di tahap ini pasangan suami istri            kerap saling menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih     benar dari pasangannya. Terkadang salah satu dari pasangan yang mengalami hal ini berusaha untuk               mengalihkan perasaan stres yang memuncak dengan menjalin hubungan dengan orang lain, mencurahkan       perhatian ke pekerjaan, anak atau hal lain sepanjang sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing.      Menurut Dawn tahapan ini bisa membawa pasangan suami-istri ke situasi yang tak tertahankan lagi                terhadap hubungan dengan pasangannya.  Banyak pasangan di tahap ini memilih berpisah dengan                  pasangannya.
 Tahap ketiga Knowledge and Awareness. Dawn mengungkapkan bahwa pasangan suami istri yang         sampai pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya. Pasangan ini juga           sibuk  menggali informasi tentang bagaimana kebahagiaan pernikahan itu terjadi. Menurut Dawn juga,          pasangan yang sampai di tahap ini biasanya senang untuk meminta kiat-kiat kebahagiaan rumah tangga        kepada pasangan lain yang lebih tua atau mengikuti seminar-seminar dan konsultasi perkawinan.
Tahap keempat Transformation. Suami istri di tahap ini akan mencoba tingkah laku  yang berkenan di hati pasangannya. Anda akan membuktikan untuk menjadi pasangan yang tepat bagi pasangan Anda. Dalam tahap ini sudah berkembang sebuah pemahaman yang menyeluruh antara Anda dan pasangan dalam mensikapi perbedaan yang terjadi. Saat itu, Anda dan pasangan akan saling menunjukkan penghargaan, empati dan ketulusan untuk mengembangkan kehidupan perkawinan yang nyaman dan tentram.
Tahap kelima :  Real Love. “Anda berdua akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan,” ujar Dawn.  Psikoterapis ini menjelaskan pula bahwa waktu yang dimiliki oleh pasangan suami istri seolah digunakan untuk saling memberikan perhatian satu sama lain. Suami dan istri semakin menghayati cinta kasih pasangannya sebagai realitas yang menetap. “Real love sangatlah mungkin untuk Anda dan pasangan jika Anda berdua memiliki keinginan untuk mewujudkannya. Real love tidak bisa terjadi dengan sendirinya tanpa adanya usaha Anda berdua,”
a.        c. Penyesuaian dan Pertumbuhan dalam Perkawinan
Perkawinan tidak berarti mengikat pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat                             mengembangkan diri untuk kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak diukur dari ketergantungan pasangan. Perkawinan merupakan salah satu tahapan dalam hidup yang pasti diwarnai oleh perubahan. Dan perubahan yang terjadi dalam sebuah perkawinan, sering tak sederhana. Perubahan yang terjadi dalam perkawinan banyak terkait dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan serta terbentuknya hubungan antarkeluarga kedua pihak.
Banyak yang bilang pertengkaran adalah bumbu dalam sebuah hubungan. Bahkan bisa menguatkan ikatan cinta. Hanya, tak semua pasangan mampu mengelola dengan baik sehingga kemarahan akan terakumulasi dan berpotensi merusak hubungan.
a.    d.  Perceraian dan Pernikahan Kembali
Pernikahan bukanlah akhir kisah indah bak dongeng cinderella, namun dalam perjalanannya, pernikahan justru banyak menemui masalah. Menikah Kembali setelah perceraian mungkin menjadi keputusan yang membingungkan untuk diambil. Karena orang akan mencoba untuk menghindari semua kesalahan yang terjadi dalam perkawinan sebelumnya dan mereka tidak yakin mereka bisa memperbaiki masalah yang dialami. Mereka biasanya kurang percaya dalam diri mereka untuk memimpin pernikahan yang berhasil karena kegagalan lama menghantui mereka dan membuat mereka ragu-ragu untuk mengambil keputusan.
a.   e.  Alternatif selain Pernikahan
Paradigma terhadap lajang cenderung memojokkan. pertanyaannya kapan menikah?? Ganteng-ganteng kok ga menikah? Apakah Melajang Sebuah Pilihan??
Ada banyak alasan untuk tetap melajang. Perkembangan jaman, perubahan gaya hidup, kesibukan pekerjaan yang menyita waktu, belum bertemu dengan pujaan hati yang cocok, biaya hidup yang tinggi, perceraian yang kian marak, dan berbagai alasan lainnya membuat seorang memilih untuk tetap hidup melajang. Batasan usia untuk menikah kini semakin bergeser, apalagi tingkat pendidikan dan kesibukan meniti karir juga ikut berperan dalam memperpanjang batasan usia seorang untuk menikah. Keputusan untuk melajang bukan lagi terpaksa, tetapi merupakan sebuah pilihan. Itulah sebabnya, banyak pria dan perempuan yang memilih untuk tetap hidup melajang. Tidak dapat dipungkuri, sebenarnya lajang juga mempunyai keinginan untuk menikah, memiliki pasangan untuk berbagi dalam suka dan duka. Apalagi melihat teman yang seumuran yang telah memiliki sepasang anak yang lucu dan menggemaskan. Bisa jadi, mereka belum menemukan pasangan atau jodoh yang cocok di hati. Itulah alasan mereka untuk tetap menjalani hidup sebagai lajang. Melajang adalah sebuah sebuah pilihan dan bukan terpaksa, selama pelajang menikmati hidupnya. Pelajang akan mengakhiri masa lajangnya dengan senang hati jika telah menemukan seorang yang telah cocok di hati. Kehidupan melajang bukanlah sebuah hal yang perlu ditakuti. Bukan pula sebuah pemberontakan terhadap sebuah ikatan pernikahan. Hanya, mereka belum ketemu jodoh yang cocok untuk berbagi dalam suka dan duka serta menghabiskan waktu bersama di hari tua. Arus modernisasi dan gender membuat para perempuan Indonesia dapat menempati posisi yang setara bahkan melebihi pria. Bahkan sekarang banyak perempuan yang mempunyai penghasilan lebih besar dari pria. Ditambah dengan konsep pilihan melajang, terutama kota-kota besar, mendorong perempuan Indonesia untuk hidup sendiri. 

              http://firasworldandlife.blogspot.com/2013/06/hubungan-interpersonal.html
              http://panduelnino.blogspot.com/2013/05/hubungan-interpersonalcinta-dan.html

Minggu, 27 April 2014

Tugas kesehatan mental 2



1.      1. Penyesuaian diri dan Pertumbuhan
   a.       Penyesuaian diri
          Penyesuaian diri (adjustment) merupakan suatu istilah yang sangat sulit didefinisikan karena     (1) penyesuaian diri mengandung banyak arti, (2) criteria untuk menilai penyesuaian diri tidak dapat   dirumuskan secara jelas, dan (3) penyesuaian diri (adjustment) dan lawannya ketidakmampuan menyesuaikan diri (maladjustment) memiliki batas yang sama sehingga akan mengaburkan perbedaan diantara keduanya. Dengan demikian, apabila kita mau menghilangkan kekacauan atau salah pengertian mengenai apa itu penyesuaian diri, maka kita harus tahu konsep-konsep dasarnya.
  b.      Pertumbuhan personal
Individu sebagai manusia secara seutuhnya sudah pasti mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Sebagaimana dalam proses pertumbuhannya manusia secara pribadi mengalami berbagai penyesuaian diri yang mengikuti pertumbuhan dirinya tersebut. Berikut berbagai faktor yang mempengaruhi bagaimana penyesuaian diri itu sendiri dapat berkembang. Diantaranya:
 -          Penekanan Pertumbuhan Diri
Penekanan pertumbuhan diri ini diartikan sebagai pertumbuhan sebagai bagian dari proses tumbuhnya manusia yang meliputi persiapan organ – organ yang menjadi bagian fungsional dalam tubuh manusia tersebut untuk dapat bekerja secara maksimal inilah yang menjadi titik fokus dalam proses penyesuaian diri sepanjang hayat manusia. Penyesuaian diri pada individu tidak akan terlepas dari bagaimana proses pertumbuhan diri yang terjadi pada individu itu sendiri. Oleh karena proses pertumbuhan diri yang terjadi pada individu yang satu dengan yang lain berbeda, sudah pasti penyesuaian diri yang dilakukan oleh masing – masing individu itu sendiri akan berbeda pula.
-          Variasi Dalam Pertumbuhan
Dalam pertumbuhan diri pada satu individu saja bisa terdapat variasi akibat dari permasalahan – permasalahan yang timbul dari berbagai kesulitan yang dirasakan oleh individu dalam proses pertumbuhannya itu sendiri. Hal ini jugalah yang menyebabkan munculnya variasi dalam penyesuaian diri individu untuk mengatasi dan menghadapi berbagai permasalahan yang ada dalam proses pertumbuhan tersebut.
-          Kondisi untuk Bertumbuh
Faktor lainnya yang mempengaruhi proses penyesuaian diri individu, yaitu kondisi untuk bertumbuh dimana dapat dilihat dari jawaban atas pertanyaan yang dapat mewakilinya, seperti: Dimana dan seperti apa kondisi individu untuk bertumbuh
(Dimana dan seperti apa kondisi individu untuk bertumbuh) Lingkungan yang berbeda akan menimbulkan kondisi individu untuk bertumbuh yang berbeda pula, sehingga menyebabkan penyesuaian diri untuk kondisi lingkungan untuk bertumbuh itu juga akan berbeda. Misalkan Lingkungan dengan kondisi yang serba kecukupan, kasih sayang yang diberikan orang tua berlimpah, pola asuh yang demokratis yang diterapkan oleh orang tua juga akan menciptakan peyesuaian diri dengan kondisi bertumbuh yang berbeda dengan kondisi lingkungan dimana kebutuhan ekonomi tercukupi dengan baik, tetapi kasih sayang yang dirasakan oleh individu kurang serta adanya perasaan diabaikan oleh orang tua. Walaupun dari tingkat yang sama dilihat dari kondisi ekonomi yang setingkat, akan tetapi banyak faktor lain yang membuat penyesuaian diri pada individu menjadi lebih kompleks. Apalagi jika dibandingkan dengan tingkat ekonomi yang jauh lebih rendah, maka penyesuaian diri sesuai dengan kondisi lingkungan tumbuh yang lain pun akan berbeda untuk mengatasi berbagai persoalan hidup yang pelik ini.

1.      Stress
a.       Arti penting stress
Stress adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat. Stres tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam konteks negatif, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat menawarkan potensi hasil. Sebagai contoh, banyak profesional memandang tekanan berupa beban kerja yang berat dan tenggat waktu yang mepet sebagai tantangan positif yang menaikkan mutu pekerjaan mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka.
b.      Tipe-tipe stress psikologi
-          Tekanan
Biasanya tekanan muncul tidak hanya dalam diri sendiri, mealinkan di luar diri juga. Karena biasanya apa yang menjadi pandangan kita terkadang bertentangan dengan pandangan orang tua, itu yang terkadang menjadi salah satu tekanan psikologis bagi seorang anak yang akan menimbulkan stress pada anak tersebut.
-           Frustasi
Suatu kondisi psikologis yang tidak menyenangkan sebagai akibat terhambatnya seseorang dalam mencapai apa yang diinginkannya.
-          Konflik
Perbedaan pendapat, perbedaan cara pandang bahkan perbedaan pandangan dalam mencapai suatu tujuan itu akan menimbulkan koflik. Biasanya tidak hanya konflik dengan diri sendiri, banyak juga konflik ini terjadi antar beberapa orang, kelompok, bahkna organisasi.
 -          Kecemasan
Khawatir, gelisah, takut dan perasaan semacamnya itu merupakn suatu tanda atau sinyal
seseorang mengalami kecemasan. Biasanya kecemasan di timbulkan karena adanya rasa
kurang nyaman, rasa tidak aman atau merasa terancam pada dirinya.


c.       Symptom-Reducing Responses terhadap Stress
Kehidupan akan terus berjalan seiring dengan berjalannya waktu. Individu yang mengalami stress tidak akan terus menerus merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu setiap individu memiliki mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan keunikannya masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang ada. Berikut mekanisme pertahana diri (defense mechanism) yang biasa digunakan individu untuk dijadiakan strategi saat menghadapi stress:
 1. Indentifikasi
Identifikasi adalah suatu cara yang digunakan individu untuk menghadapi orang lain dngan membuatnya menjadi kepribadiannya, ia ingin serupa dan bersifat sama seperti orang lain tersebut. Misalnya seorang mahasiswa yang menganggap dosen pembimbingnya memiiliki kepribadian yang menyenangkan, cara bicara yang ramah, dan sebagainya. Maka mahasiswa tersebut akan meniru dan berperilaku seperti dosennya.
2. Kompensasi
Seorang individu tidak memperoleh kepuasan di bidang tertentu, tetapi mendapatkan kepuasan di bidang lain. Misalnya Andi memiliki nilai yang buruk dalam bidang Matematika, namun prestasi olah raga yang ia miliki sangatlah memuaskan.
3. Overcompensation/ reaction formation
Perilaku seseorang yang gagal mencapai tujuan dan orang tersebut tidak mengakui tujuan pertama tersebut dengan cara melupakan serta melebih-lebihkan tujuan kedua yang biasanya berlawanan dengan tujuan pertama. Misalnya seorang anak yang ditegur gurunya karena mengobrol saat upacara, bereaksi dengan menjadi sangat tertib saat melaksanakan upacara dan menghiraukan ajakan teman untuk mengobrol.
 4. Sublimasi
Sublimasi adalah suatu mekanisme sejenis yang memegang peranan positif dalam menyelesaikan suatu konflik dengan pengembangan kegiatan yang konstruktif. Penggantian objek dalam bentuk-bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat dan derajatnya lebih tinggi. Misalnya sifat agresifitas yang disalurkan menjadi petinju atau tukang potong hewan.
 5. Proyeksi
Proyeksi adalah mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat batin sendiri pada objek di luar diri atau melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain. Mutu proyeksi lebih rendah daripada rasionalisasi. Contohnya seorang anak tidak menyukai temannya, namun ia berkata temannyalah yang tidak menyukainya. 
 6. Introyeksi
Introyeksi adalah memasukan dalam pribadi dirinya sifat-sifat pribadi orang lain. Misalnya seoarang wanita mencintai seorang pria, lalu ia memasukan pribadi pria tersebut ke dalam pribadinya.
7. Reaksi konversi
Secara singkat mengalihkan konflik ke alat tubuh atau mengembangkan gejala fisik. Misalkan belum belajar saat menjelang bel masuk ujian, seorang anak wajahnya menjadi pucat dan berkeringat.
8. Represi
Represi adalah konflik pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan paksaan ditekan ke dalam alam tidak sadar dan dengan sengaja melupakan. Misalnya seorang karyawan yang dengan sengaja melupakan kejadian saat ia dimarahi oleh bosnya tadi siang.
9. Supresi
Supresi yaitu menekan konflik, impuls yang tidak dapat diterima secara sadar. Individu tidak mau memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan dirinya. Misalnya dengan berkata “Sebaiknya kita tidak membicarakan hal itu lagi.”
 10.  Denial
Denial adalah mekanisme perilaku penolakan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan. Misalnya seorang penderita diabetes memakan semua makanan yang menjadi pantangannya.
11.  Regresi
Regresi adalah mekanisme perilaku seseorang yang apabila menghadapi konflik frustasi, ia menarik diri dari pergaulan dengan lingkunganya. Misalnya artis yang sedang digosipkan berselingkuh, karena malu maka ia menarik diri dari perkumpulannya.
      12.  Fantasi
Fantasi adalah apabila seseorang menghadapi konflik-frustasi, ia menarik diri dengan berkhayal/berfntasi, misalnya dengan lamunan. Contoh seorang pria yang tidak memiliki keberanian untuk menyatakan rasa cintanya melamunkan berbagai fantasi dirinya dengan orang yang ia cintai.
      13.  Negativisme
Adalah perilaku seseorang yang selalu bertentangan/menentang otoritas orang lain dengan perilaku tidak terpuji. Misalkan seorang anak yang menolak perintah gurunya dengan bolos sekolah. 
14. Sikap mengkritik orang lain
Bentuk pertahanan diri untuk menyerang orang lain dengan kritikan-kritikan. Perilaku ini termasuk perilaku agresif yang aktif (terbuka). Misalkan seorang karyawan yang berusaha menjatuhkan karyawan lain dengan adu argument saat rapat berlangsung .



d.      Pendekatan “Problem-Solving” terhadap Stress
Salah satu cara dalam menangani stres yaitu menggunakan metode Biofeedback, tekhniknya adalah mengetahui bagian-bagian tubuh mana yang terkena stres kemudian belajar untuk menguasainya. Teknik ini menggunakan serangkaian alat yang sangat rumit sebagai feedback.
Melakukan sugesti untuk diri sendiri, juga dapat lebih efektif karena kita tahu bagaimana keadaan diri kita sendiri. Berikan sugesti-sugesti yang positif, semoga cara ini akan berhasil ditambah dengan pendekatan secara spiritual (mengarah kepada Tuhan).Meningkatkan Toleransi Stress dan Pendekatan Berorientasi terhadap Tugas
Meningkatkan toleransi terhadap stres, dengan cara meningkatkan keterampilan kemampuan diri sendiri, baik secara fisik maupun psikis, misalnya, Secara psikis: menyadarkan diri sendiri bahwa stres memang selalu ada dalam setiap aspek kehidupan dan dialami oleh setiap orang, walaupun dalam bentuk dan intensitas yang berbeda.


sumber:

http://firasworldandlife.blogspot.com/2013/06/penyesuaian-diri-dan-pertumbuhan.html



http://anjaskusuma.blogspot.com/2013/05/penyesuaian-diri-dan-stress.html